Home > Article > Obesitas dan Diabetes

Obesitas dan Diabetes

downloadPangartika Hikariastri, S.Farm., Apt.

Diabetes mellitus tipe 2 (DM2) merupakan penyakit gangguan metabolisme gula akibat berkurangnya produksi insulin oleh pankreas, atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin (resistensi insulin). Banyak faktor resiko yang mempengaruhi munculnya penyakit DM2, salah satunya obesitas. Menurut American Diabetes Association, kebanyakan pasien dengan penyakit DM2 mengalami masalah obesitas; dan selama 20 tahun  terakhir, peningkatan jumlah insiden DM2 berkaitan dengan meningkatnya kasus obesitas global.

Kategori BMI (WHO)

BMI (kg/m2)

Rumus BMI

Underweight

< 18,50

 

BB = berat badan (dalam kg)

TB = tinggi badan (dalam meter)

Normal

18,50 – 24,99

Overweight

≥ 25,00

Pre-obesitas

25,00 – 29,99

Obesitas

≥ 30,00

Obesitas kelas 1

30,00 – 34,99

Obesitas kelas 2

35,00 – 39,99

Obesitas kelas 3

≥ 40,00

Tabel 1. Klasifikasi Body Mass Index Internasional menurut WHO

 

Berdasarkan klasifikasi internasional BMI (Body Mass Index) menurut WHO, seseorang dapat dikategorikan obesitas jika memiliki BMI 30 kg/m2 atau lebih. Namun karena perbedaan persentase dan distribusi lemak tubuh, populasi Asia memiliki resiko penyakit DM2 dan jantung pada nilai BMI yang lebih rendah dibandingkan klasifikasi internasional tersebut. Untuk populasi Asia, faktor resiko berdasarkan nilai BMI terbagi sebagai berikut: normal (resiko rendah) 18,5 – 23 kg/m2; resiko meningkat (moderat) 23 – 27,5 kg/m2; resiko tinggi 27,5 – 32,5 kg/m2; dan resiko sangat tinggi 32,5 – 37,5 kg/m2.

Berkembangnya penyakit DM2 pada pasien obesitas tidak hanya dipengaruhi oleh derajat obesitas, namun juga letak akumulasi lemak pada tubuh. Penumpukan lemak pada tubuh bagian atas (yang ditandai dengan peningkatan lingkar perut dan rasio pinggang : pinggul) umumnya berkaitan dengan penyakit metabolik, DM2, dan penyakit jantung.

Bagaimana obesitas dapat menyebabkan DM2?

Kondisi obesitas dapat menyebabkan peningkatan produksi sitokin proinflamasi, seperti TNF-α, resistin, leptin, interleukin-6 dan retinol-binding protein 4, oleh jaringan lemak. Pelepasan sitokin tersebut kemudian menyebabkan resistensi insulin. Selain resistensi insulin, penumpukan lemak jenuh dalam sirkulasi darah juga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi sel β pankreas. Pada kondisi kadar gula darah tinggi yang persisten, peningkatan kadar asam lemak bebas jenuh memicu terjadinya stress oksidatif pada sel β pankreas. Akibatnya, selain pembentukan dan pelepasan insulin berkurang, stress oksidatif tersebut juga merusak struktur dan fungsi sel β pankreas.

Kendalikan berat badan, cegah DM2!

Menurut National Health Service (NHS), penurunan berat badan sebesar 5% yang diikuti dengan olah raga teratur dapat membantu menurunkan resiko DM2 sebesar 50%.

Jika Anda obesitas dan menderita DM2

Selain dapat mencegah DM2, pengendalian berat badan pada pasien obesitas dapat memberikan keuntungan dalam pengobatan DM2. Pada pasien overweight dan obese yang menderita DM2, penurunan berat badan dapat membantu pengendalian gula darah, menurunkan HbA1c, dan mengurangi kebutuhan obat – obatan antidiabetes. Pengendalian berat badan pasien DM2 dapat dilakukan melalui pola hidup yang sehat yaitu dengan mengatur asupan dan pola makan, serta berolah raga secara teratur. Batasi jumlah kalori, hindari makanan manis dan berlemak. Selain itu, perbanyak makanan tinggi serat, serta sayur dan buah – buahan.

Penggunaan herbal dan suplemen juga dapat membantu pengendalian penyakit DM2 dan obesitas. Beberapa herbal memiliki aktivitas pengendalian kadar gula darah sekaligus membantu metabolisme lemak. Contohnya, daun gymnema. Tanaman asal India ini dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dan lemak tubuh. Selain itu, aktivitas antisweet agent dalam daun gymnema membantu menekan nafsu makan pasien DM2 melalui penghambatan persepsi rasa manis.

Walaupun kondisi obesitas tidak selalu diikuti dengan progresi penyakit DM2, tidak ada salahnya bagi Anda yang mengalami overweight dan obesitas untuk memulai pola hidup sehat dan mencegah berkembangnya DM2 melalui penurunan berat badan. Untuk pasien DM2 yang obesitas, harus Anda sadari bahwa penurunan berat badan akan sangat membantu Anda dalam mengendalikan penyakit ini. So, let’s fight diabetes!

References:

  1. Type 2 Diabetes – Causes. http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type2/Pages/Causes.aspx
  2. Eckel RH, et al. Obesity and Type 2 Diabetes: What Can Be Unified and What Needs to Be Individualized?. DIABETES CARE, VOLUME 34, JUNE 2011 p.1424-1430 http://care.diabetesjournals.org/content/34/6/1424.full.pdf+html
  3. BMI Classification. http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html
  4. WHO Expert Consultation. Appropriate body-mass index for Asian populations and its implications for policy and intervention strategies. Lancet 2004;363:157–163. http://www.who.int/nutrition/publications/bmi_asia_strategies.pdf
  5. Cerf ME. Beta cell dysfunction and insulin resistance. Fronties in Endocrinology, March 2013 Vol. 4 Article 37 p.1-12
  6. Gaal LV, et al. Weight Management in Type 2 Diabetes: Current and Emerging Approaches to Treatment. Diabetes Care Volume 38, June 2015 p.1162-1172. http://care.diabetesjournals.org/content/38/6/1161.full.pdf+html
  7. American Diabetes Association. The Best Food Choices. http://www.diabetes.org/food-and-fitness/weight-loss/food-choices/the-best-food-choices/
  8. Thakur GS, et al. Gymnema sylvestre: An Alternative Therapeutic Agent for Management of Diabetes. Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol. 2 (12) p 001-006, 2012
  9. http://www.nhlbi.nih.gov/health/educational/lose_wt/BMI/bmicalc.htm