Home > Article > Mengenal Tes HbA1c

Mengenal Tes HbA1c

009a374b2c733c027ac7bd7d3ca5d14bPangartika Hikariastri, S.Farm., Apt.

Glycated haemoglobin (glycohemglobin; HbA1c; A1c) adalah haemoglobin yang berikatan dengan glukosa dalam darah. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Glukosa dapat masuk ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan molekul haemoglobin. Semakin tinggi kadar gula darah, maka jumlah haemoglobin yang mengikat gula juga akan semakin banyak. Tes kadar HbA1c merupakan salah satu penegak diagnosis diabetes; selain gula darah puasa, uji OGTT (oral glucose tolerance test) dan gula darah sewaktu. Selain itu, tes HbA1c juga digunakan untuk diagnosis prediabetes.

Nilai HbA1c menggambarkan kadar gula darah rata – rata selama 8 hingga 12 minggu terakhir, sesuai dengan masa hidup sel darah merah. Pada awalnya, HbA1c diidentifikasi sebagai haemoglobin yang ‘tidak biasa’ pada pasien diabetes. Setelah penemuan tersebut, dilakukan berbagai studi untuk menemukan korelasi antara HbA1c dengan kadar gula darah. Pada tahun 1980an, HbA1c mulai diperkenalkan untuk penggunaan klinis.

Diagnosis

Kadar HbA1c (%)

Normal

< 5,7

Prediabetes

5,7 – 6,4

Diabetes

≥ 6,5

Tabel 1. Diagnosis diabetes berdasarkan nilai HbA1c

            Berdasarkan guideline dari International Diabetes Federation dan WHO, nilai HbA1c untuk diagnosis diabetes adalah 6,5% atau lebih. Pada penderita diabetes, tes HbA1c dapat memberikan gambaran efektifitas pengobatan diabetes yang telah dijalani. Target nilai HbA1c pada penderita diabetes adalah di bawah 7%.

Nilai HbA1c vs komplikasi diabetes

Penyakit diabetes sangat berkaitan erat dengan berbagai komplikasi serius yang berakibat pada penurunan kualitas hidup. Tes HbA1c merupakan salah satu prediktor kuat resiko komplikasi diabetes. Semakin tinggi nilai HbA1c, semakin tinggi kemungkinan berkembangnya komplikasi. Penelitian menyebutkan, penurunan nilai HbA1c sebanyak 0,9% pada pasien DM2 dapat mengurangi 25% resiko komplikasi mikrovaskular, seperti retinopati (gangguan pengelihatan), neuropati (gangguan saraf), dan nefropati (gangguan ginjal).

Deteksi DM2 dengan tes HbA1c

Diabetes mellitus tipe 2 memiliki fase preklinis yang panjang tanpa menunjukkan gejala penyakit. Umumnya komplikasi diabetes sudah mulai muncul saat diagnosis baru ditegakkan. Karena itu, deteksi dini diperlukan untuk mencegah penyakit DM2. American Diabetes Association (ADA) menyebutkan nilai HbA1c di atas 5,7% sebagai salah satu kriteria diagnosis prediabetes.

Rekomendasi pengujian HbA1c

Tes HbA1c dapat dilakukan kapan saja dan tidak memerlukan persiapan khusus seperti puasa. ADA merekomendasikan tes HbA1c minimal dua kali dalam setahun untuk penderita diabetes dengan gula darah yang stabil dan terkendali. Sedangkan pada pasien dengan kadar gula tidak stabil atau mengalami perubahan regimen pengobatan, tes HbA1c harus dilakukan minimal setiap 3 bulan.

References

  1. American Diabetes Association. A1C and eAG. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/blood-glucose-control/a1c
  2. Use of Glycated Haemoglobin (HbA1c) in the Diagnosis of Diabetes Mellitus. 2011. http://www.who.int/diabetes/publications/report-hba1c_2011.pdf
  3. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. The A1c Test and Diabetes. http://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/diagnostic-tests/a1c-test-diabetes/Pages/index.aspx
  4. American Diabetes Association. Classification and diagnosis of diabetes. Sec. 2. In Standards of Medical Care in Diabetes 2016. Diabetes Care 2016;39(Suppl. 1): S13–S22
  5. Effect of Extended Release Gymnema Sylvestre Leaf Extract (Beta Fast GXR) [abstract]. http://www.diabetesincontrol.com/effect-of-extended-release-gymnema-sylvestre-leaf-extract-beta-fast-gxr/
  6. American Diabetes Association. Glycemic targets. Sec. 5. In Standards of Medical Care in Diabetes 2016. Diabetes Care 2016;39(Suppl. 1):S39–S46